Riwayat Singkat Imam Al Ghazali

      Iman Al Ghazali dilahirkan tahun 450 H atau 1085 M di kota Thusi(Thous),kurasan,Persia dengan nama Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali.Sejak kecil ia diserahkan kepada seorang guru ahli tasawuf .Dia belajar ilmu Fiqh dan bahasa arab di Durjan,kemudian meneruskan pelajarannya di Nisabur dan belajar kepada Imam Al Haramain.
       Di Nisabur,Abu Hamid belajar berbagai ilmu pengetahuan,ilmu Kalam,Mantiq,dan sebagainya.Setelah tamat dari Nisabur,ia berangkat ke Bagdad,ibu kota kerajaan pada masa itu.Di kota ini Al Ghazali meninmba ilmu dari sejumlah guru dan selanjutnya mengajar di Universitas Nizhamiyah,hingga tahun 484 H(pada usia 34 tahun)dia diangkat menjadi guru besar(mahaguru) oleh Perdana Menteri Nizamul Muluk atas prestasi dan kedalaman ilmunya.
       Banyak ahli ilmu tertarik dengan kajian-kajian Al Ghazali,sehingga namanya pun mahsyur.Tapi justru karena kedudukan dan kemasyhurannya itulah yang menimbulkan pergolakan batin Al Ghazali.Pergolakan dan pertentangan antara kemegahan dunia dan amal akhirat.
       Pengaruh kebendaan-kebendaan,kedudukan tinggi,kemewahan,dan kesenangan duniawi berperang melawan batin yang sangat berharap dan begitu cintanya dengan tujuan kehidupan akhirat.Akhirnya,Al Ghazali mampu mengalahkan bisikan-bisikan yang mengajak kepada keduniaan dan memilih mempersiapkan diri untuk memperoleh kebahagiaan akhirat.
         Sebagai akibat dari pergolakan tersebut,Al Ghazali pun jatuh sakit.Tidak ada seorang dokter pun yang mampu menyembuhkannya.Bahkan,beberapa dokter menyarankan agar Al Ghazali berusaha sendiri untuk memperoleh kesembuhan,sebab penyakitnya itu bukan karena pengaruh dari luar,melainkan datang dari dalam batin sendiri.Pengobatan dari luar tak ada gunanya.
           Al Ghazali pun berusaha mengobati penyakitnya dengan kekuatan jiwanya sendiri dengan memperbanyak mohon perlindungan dan pertolongan kepada ALLAH SWT agar bisa terbebas dari penyakit itu.Setelah berbulan-bulan berusaha keras,akhirnya ia memperoleh kesembuhan dan ia memperoleh bimbingan dari ALLAH SWT.
          Hatinya menjadi tentram,sikapnya sangat tabah,dan memperoleh kepastian ilmu. Dengan tabah dan penuh keberaniaan Al Ghazali pun pergi meninggalkan kota Bagdad,meninggalkan harta,dan kedudukannya untuk uzlah,menyepi karena ingin melakukan ibadat secara intens dan membersihkan jiwanya.Sebagian hartanya diwakafkan.
          Al Ghazali pergi ke Damaskus(Syria) tahun 489 H. Di kota ini dia melakukan pertobatan,i'tikaf,
membersihkan jiwa dan memperbaiki budi pekerti dengan selalu mengarahkan pikirannya kepada 
ALLAH SWT.Dari situ dia melanjutkan uzlah dan khalwatnya ke Baitul Maqdis di Yerusalem,selanjutnya pergi ke Mesir dan seterusnya ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji.Kemudian dia menetap di Mekah beberapa tahun dan sesekali pulang ke Bagdad untuk menjenguk keluarganya.
            Al Ghazali menjalani kehidupan seperti itu hingga kira-kira 10 tahun dan setelah sekian lama dalam pengembaraan,akhirnya ia kembali menetap di Bagdad.Al Ghazali menulis banyak sekali kitab,yang termasyhur adalah kitab Ihya Ulumiddin. Pada tanggal 19 Desember tahun 1111 Masehi atau pada 505 H,sang Hujjatul Islam ini menghadap keharibaan ALLAH SWT.Semoga ALLAH SWT meridhai dan memberi tempat yang mulia disisi-Nya.Amin.



0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Pengikut